Kawan, sekarang ini seks bebas di tanah Papua ( red: Papua dan Papua Barat ) merajalela. Dari anak kecil hingga dewasa dan bahkan tete dan nenek. Ini sungguh memalukan bagi kita tanah Papua. Karena, seks bebas bukan solusi bagi tanah ...Papua. Karena seks bebas tak dapat menyelesaikan persoalan dari tanah Papua melainkan menambah persoalan yang sangat rumit. Apalagi, di gemparkan dengan isu HIV/ AIDS. Ini harus di waspadai.
Dengan kegiatan seks bebas, malah menambahkan masalah bagi dirinya, bagi keluarganya, bagi komunitasnya, bagi bangsanya, bagi tanah airnya. Ini jelas. Apalagi, bila kita memahami pada masa kekinian. Sungguh mengkawatirkan. Jangan sampai kesehatan pribadi menjadi tergangu, dengan terjangkitnya HIV / AIDS. Kawanku, Menurut data Departemen Kesehatan RI yang dipublikasikan oleh yayasan Spiritia bahwa sampai dengan Juni 2010 total jumlah penderita AIDS di Indonesia mencapai 21770 kasus, dan di wilayah Papua jumlah penderita HIV/AIDS (Provinsi Papua : 2858 kasus + Papua Barat : 58 kasus) ) telah mencapai 21.828 kasus, tertinggi keempat setelah wilayah DKI Jakarta (3740 kasus), Jawa Barat (2695 kasus) dan wilayah Jawa Timur (3540 kasus)1. Jika di bandingkan dalam kurun waktu tahun 1987 – 2008 dengan jumlah kasus di Papua mencapai 2.681 kasus2,3, maka proporsinya mengalami peningkatan sebesar 6,19% hanya dalam kurun waktu ± 1 tahun (jumlah kasus ini belum termasuk jumlah ODHA yang telah meninggal). Estimasi angka ini mungkin saja belum signfikan dan masih terus bertambah karena “fenomena gunung es” dapat saja terjadi2,3, dimana masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdeteksi. Ironisnya, kasus HIV/AIDS di Papua justru prevalensi tertingginya berada di daerah terpencil Papua yang sangat terisolir dan sulit di jangkau. Misalnya saja kasus HIV/AIDS yang menjangkiti suku Marind di Merauke akibat interaksi sosial yang tidak sehat dengan penduduk Darwin dari Australia yang datang berburu mencari burung Cendrawasih dengan membawa perilaku pergaulan bebas (Giay Benny, Agustus 2009)5. Menurut sumber Depkes 2007, faktor-faktor penyebab tingginya prevalensi kasus HIV/AIDS di Papua adalah karena : 1) berhubungan seks bebas pekerja seks langsung 16%, tidak langsung sebesar 6%, dan laki-laki berisiko tinggi sebesar 1,8%. Ini merupakan proporsi tertinggi di Indonesia4. Dari informasi yang saya sempat dengar bahwa, wilayah papua bagian pelosok menjadi daerah sangat rawan seks bebas. Dan, sampai di kawatirkan terjangkit penyakit HIV/ AIDS. Apalagi, kegiatan seks bebas yang dilakukan dengan wanita- wanita PSK. Ini tentu dapat menjadi rawan untuk kesehatan pribadinya dan bagi sesama bangsa melanesia.
Fenomena seks bebas berkembang mungkin karena berbagai factor. Ada yang karena sebagai mata pencaharian bagi dirinya, ataupun ada yang sebenarnya hanya mau melakukan kegiatan yang tidak manusiawi ini. Kalau kita boleh membaca dari kegiatan yang berkembang, dengan datang nya beras raskin, sehingga budaya bercocok tanam dan budaya beternak dan lainnya menjadi terabaikan. Dengan berlansungnya waktu akhirnnya terciptalah system tergantung.
Dari system tergantung sama orang lainnya inilah, akhirnya, seks menjadi ladang bisnis bagi beberapa orang. Yang sebenarnya, tidak ada keuntungan apa- apa. Malah, membawa masalah bagi dirinya dan sesame bangsanya. Dari situlah berkembang semacam, ketidakpedulian atas dirinya dan bagi sesame bangsanya apalagi bagi bangsa Melanesia. apalagi, ketika kegiatan ini dilaksanakan oleh dan bersama PSK yang datang menghancurkan sebuah keluarga kokoh dan bangsa yang kokoh. Kawanku, solusinya, ada pada kita pribadi masing- masing. Ingatlah bahwa, ketika dengan seks bebas akhirnya terjangkit penyakit yang mamatikan ini yakni HIV/ AIDS maka, tentu ada langkah awal untuk hancurnya bangsamu melanesia.
Kawanku, mari kita secara pribadi sadar akan sisi ini. Ketika anda sadar dari sisi ini maka anda menyelamatkan pribadimu, keluargamu, rekan kerjamu, bangsamu Melanesia dan sesame lain yang anda temui dimana- mana. Kawanku, saya sekali lagi mengingatkan bahwa, mari kita secara pribadi sadar dan mari ingatkan sesama keluargamu, rekan kerjamu, bangsamu Melanesia dan siapapun dia yang anda temuai. Karena bila demikian, maka anda menyelelamatkan bangsamu. Karena seks bebas bukan merupakan solusi tepat bagi tanah papua. Tetapi, hanyalah sebuah drama yang diciptakan dan sedang didorong secara terselubung, secara sistematis untuk hancurnya bangsa Melanesia. mari kawan, bergandeng untuk sadar dan lawan. Kawanku, mari sosialisasilah ! sekarang ini juga ! mulai dari pribadimu dulu ! . *)
penulis pemula adalah mahasiswa asal tanah PapuaLihat Selengkapnya
Dengan kegiatan seks bebas, malah menambahkan masalah bagi dirinya, bagi keluarganya, bagi komunitasnya, bagi bangsanya, bagi tanah airnya. Ini jelas. Apalagi, bila kita memahami pada masa kekinian. Sungguh mengkawatirkan. Jangan sampai kesehatan pribadi menjadi tergangu, dengan terjangkitnya HIV / AIDS. Kawanku, Menurut data Departemen Kesehatan RI yang dipublikasikan oleh yayasan Spiritia bahwa sampai dengan Juni 2010 total jumlah penderita AIDS di Indonesia mencapai 21770 kasus, dan di wilayah Papua jumlah penderita HIV/AIDS (Provinsi Papua : 2858 kasus + Papua Barat : 58 kasus) ) telah mencapai 21.828 kasus, tertinggi keempat setelah wilayah DKI Jakarta (3740 kasus), Jawa Barat (2695 kasus) dan wilayah Jawa Timur (3540 kasus)1. Jika di bandingkan dalam kurun waktu tahun 1987 – 2008 dengan jumlah kasus di Papua mencapai 2.681 kasus2,3, maka proporsinya mengalami peningkatan sebesar 6,19% hanya dalam kurun waktu ± 1 tahun (jumlah kasus ini belum termasuk jumlah ODHA yang telah meninggal). Estimasi angka ini mungkin saja belum signfikan dan masih terus bertambah karena “fenomena gunung es” dapat saja terjadi2,3, dimana masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdeteksi. Ironisnya, kasus HIV/AIDS di Papua justru prevalensi tertingginya berada di daerah terpencil Papua yang sangat terisolir dan sulit di jangkau. Misalnya saja kasus HIV/AIDS yang menjangkiti suku Marind di Merauke akibat interaksi sosial yang tidak sehat dengan penduduk Darwin dari Australia yang datang berburu mencari burung Cendrawasih dengan membawa perilaku pergaulan bebas (Giay Benny, Agustus 2009)5. Menurut sumber Depkes 2007, faktor-faktor penyebab tingginya prevalensi kasus HIV/AIDS di Papua adalah karena : 1) berhubungan seks bebas pekerja seks langsung 16%, tidak langsung sebesar 6%, dan laki-laki berisiko tinggi sebesar 1,8%. Ini merupakan proporsi tertinggi di Indonesia4. Dari informasi yang saya sempat dengar bahwa, wilayah papua bagian pelosok menjadi daerah sangat rawan seks bebas. Dan, sampai di kawatirkan terjangkit penyakit HIV/ AIDS. Apalagi, kegiatan seks bebas yang dilakukan dengan wanita- wanita PSK. Ini tentu dapat menjadi rawan untuk kesehatan pribadinya dan bagi sesama bangsa melanesia.
Dari system tergantung sama orang lainnya inilah, akhirnya, seks menjadi ladang bisnis bagi beberapa orang. Yang sebenarnya, tidak ada keuntungan apa- apa. Malah, membawa masalah bagi dirinya dan sesame bangsanya. Dari situlah berkembang semacam, ketidakpedulian atas dirinya dan bagi sesame bangsanya apalagi bagi bangsa Melanesia. apalagi, ketika kegiatan ini dilaksanakan oleh dan bersama PSK yang datang menghancurkan sebuah keluarga kokoh dan bangsa yang kokoh. Kawanku, solusinya, ada pada kita pribadi masing- masing. Ingatlah bahwa, ketika dengan seks bebas akhirnya terjangkit penyakit yang mamatikan ini yakni HIV/ AIDS maka, tentu ada langkah awal untuk hancurnya bangsamu melanesia.
Kawanku, mari kita secara pribadi sadar akan sisi ini. Ketika anda sadar dari sisi ini maka anda menyelamatkan pribadimu, keluargamu, rekan kerjamu, bangsamu Melanesia dan sesame lain yang anda temui dimana- mana. Kawanku, saya sekali lagi mengingatkan bahwa, mari kita secara pribadi sadar dan mari ingatkan sesama keluargamu, rekan kerjamu, bangsamu Melanesia dan siapapun dia yang anda temuai. Karena bila demikian, maka anda menyelelamatkan bangsamu. Karena seks bebas bukan merupakan solusi tepat bagi tanah papua. Tetapi, hanyalah sebuah drama yang diciptakan dan sedang didorong secara terselubung, secara sistematis untuk hancurnya bangsa Melanesia. mari kawan, bergandeng untuk sadar dan lawan. Kawanku, mari sosialisasilah ! sekarang ini juga ! mulai dari pribadimu dulu ! . *)
penulis pemula adalah mahasiswa asal tanah PapuaLihat Selengkapnya
Oleh: Join-free Pekei
1 komentar:
Sobat: Mendengar, melihat, melakukan, dll janganlah selalu kita menilai hal yang Negative bagi siapa saja. Di tenggah perlawanan politis-politis yang hanya memperjuangkan kepentingan Daerah lebih khusus kepentingan (Individual),yang kini semua di godai oleh berbagai godaan...< tetaplah bertahan pada prinsip anda > karena, akhir dari tanggisan adalah kegembiraan..
Posting Komentar