...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

Gigi Rusak, Hilang Cita Cita Generasi Muda Papua

Written By FORUM DEIYAINEWS on Minggu, 05 Juni 2011 | 20.29

Kesehatan gigi itu penting; dari yang lain


Setiap orang memilik i masing masing cita cita yang harus orang itu ia capai, ketika masih di bangku pendidikan SMP maupun SMA. Ada yang bercita cita menjadi polisi, ada yang menjadi tentara, Namun untuk mencapai pada cita cita tersebut didalam nya memliki kriteria tertentu yang harus di capai oleh seorang peserta, salah satu kriteria adalah, Gigi harus lengkap.

Dahulu ketika saya masih di bangku SMP saya bercita- cita menjadi seorang polisi karena dari bodi badan saya sangat mendukung, tetapi ketika saya di bangku pendidikan Menengah (SMA) kelas 2 gigi saya muncul banyak lubang gigi (karies). Karena kurangnya pendidikan tentang “ cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, serta cara pencegahan lubang gigi” maka dari situlah saya merasa kehilangan cita cita saya. Karena salah satu Kriteria masuk polisi atau tentara adalah gigi harus lengkap.




Sesuai dengan data pemda provinsi papua tahun 2008 dokter Gigi orang papua asli tidak ada, yang ada hanya 2 perawat kesehatan gigi. Untuk dokter umum memang ada namun itu pun bisa di hitung dengan jari artinya dalam jumlah yang sedikit.Jika kita berkunjung ke setiap rumah sakit maupun puskesmas yang ada di tanah papua, pasti saja kita jumpai dokter dokter orang amber (Non Papua). Yang menjadi pertanyaan buat kita sekarang adalah mengapa orang papua kurang dokter gigi mau pun perawat gigi ?. pada hal dalam penanganan masalah kesehatan gigi dan mulut sangat penting. ibarat kata bahwa potong kuku akan tumbuh, potong rambut akan tumbuh, tetapi gigi berlubang tidak akan tumbuh, kecuali pertumbuhan gigi susu pada masa kecil.
Sampai saat ini pun di bidang dokter gigi maupun perawat gigi di tanah papua yang dimiliki adalah RSUD ( rumah sakit umum daerah) belum lagi di puskesmas kecamatan/distrik, maupun puskesmas kelurahan.

Pada tahun 2007 melalui program Dinas Kesehatan Provinsi Papua bekerja sama dengan POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA I mengirimkan 40 mahasiswa orang asli papua dengan jurusan KESEHATAN GIGI, dibiayai dengan dana otonomi khusus. Dari antara ke 40 mahasiswa 1 meninggal dunia, 32 orang telah diwisudahkan pada tanggal 16 desember 2010 lalu, dan 8 orang lainnya akan diwisudahkan pada bulan agustus tahun 2011 nanti.
Namun demikian dengan gelar yang diterima oleh ke 39 orang bukanlah standar dokter gigi (Drg) melainkan standar perawat kesehatan gigi diploma 3 (AMKG). Maka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pun terbatas oleh berbagai aturan UU maupun aturan Kemenkes. Mereka memiliki 2 tanggung jawab yaitu di puskesmas sebagai asisten dokter gigi dibalai pengobatan gigi dan mulut. Kemudian di luar gedung wajib memberikan penyuluhan kepada empat komponen masyarakat diantaranya: anak anak balita, ibu ibu hamil, usia lansia, dan kepada anak anak muda.
Realita di negri Indonesia khusus papua dari kecil hingga yang tua watak dan karakter anak anak mudah dibentuk oleh situasi politik hingga seorang murid kehilangan guru, seorang pasien kehilangan perawat dan dokter. Dan masih banyak bidang lainnya juga.

Menurut prediksi saya sebagai seorang mahasiswa kesehata gigi dan mulut, di papua Masalah dasar yang terjadi hilangnya cita cita bagi generasi muda papua, merupakan tidak mengetahuinya pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut, tidak adanya tenaga kesehata gigi baik dokter gigi maupun perawat gigi. Jika memang kondisi negri kita diperhadapkan dengan kondisi seperti itu apa solusinya , hal itu menjadi suatu catatan bagi pemimpin pemimpin negri papua.Anison Pakage)*



Selamatkan bangsa mu,

selamatkan rakyat mu,
Upah mu besar di sorga


0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss