AYATEI – Muncul persoalan yang melintang dimata warga masyarakat Tigi, Kabupaten Deiyai. Jika hujan terus menguyur, selalu terjadi luapan Danau Tigi yang bisa berimbas terjadinya kelapan yang berkepanjangan bagi warga sekitar Danau Tigi.
Imbasnya tidak hanya bagi warga yang berdiam disekitar Danau Tigi. Tetapi semua warga wilayah Tigi yang bermukim di bawah kaki Gunung Deiyai-Kemuge-Bouwmogo, dan Waiyai dan Ipoke.
Betapa tidak, hujan yang mulai menguyur sejak bulan Januari 2011, memudarkan semangat kerja warga setempat. Bahkan ladang dan kebun di bukit dilanda longsoran tanah. Secara antropologis warga yang beretos kerja keras itu kini pudar. Setiap hari, air hujan yang deras membuat warga kerasan di rumah. Sisi lain imbas hujan kini menimbulkan terganggunya kesehatan warga.
Kebun-kebun milik warga di pinggiran Danau Tigi kini tergenang luapan air danau. Diperkirakan 2 kilometer dari bibir danau sudah tergenang air Danau.
Tak hanya kebun dan ladang warga, tetapi jembatan Itoka di Gakokebo yang juga adalah pintu masuk wilayah Tigi Barat kini tak dimanfaatkan oleh pengguna jasa angkutan kota (Enarotali-Tigi Barat). Walaupun beberapa warga telah memperbaiki jembatan tersebut, namun derasnya air hujan terus menghanyutkan jembatan.
Tidak hanya Kali Itoka, tetapi jembatan Kali Aya yang membatasi Kampung Ayatei dan Dedoutei juga mengalami nasib sama. Warga dari arah Kampung Ayatei, Diyai, Onago dan Tenedagi jika bepergian harus berhati-hati karena licinnya jembatan papan. (ist)
0 komentar:
Posting Komentar