...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

MANUSIA SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN

Written By FORUM DEIYAINEWS on Sabtu, 23 Oktober 2010 | 23.37

Stepanus Agapa

Peran Serta/Kemitraan


Pembangunan berkelanjutan mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hidup manusia dalam segala aspek kehidupannya termasuk fisik, rohani, sosial dan budaya. Perwujudan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hanya dapat dicapai oleh masyarakat yang hidup dalam prinsip-prinsip yang mengandung arti bahwa orang atau sekelompok masyarakat harus perduli kepada orang atau kelompok masyarakat lainnya dimanapun, serta perduli kepada bentuk-bentuk kehidupan lain baik sekarang maupun masa depan.


Seluruh kehidupan di bumi adalah bagian dari sebuah system yang besar, yang komponen-komponennya saling bergantung satu dengan yang lain; baik mahluk hidup maupun bukan mahluk hidup, seperti; batuan, air, tanah dan udara. Prinsip tersebut menekankan bahwa seseorang tidak dapat berjalan sendiri, berbuat sendiri tanpa terkait, dipengaruhi, atau mempengaruhi kegiatan orang lain. Untuk mencapai hal tersebut perlu diciptakan dan dikembangkan suatu kemitraan yang saling menguntungkan dan dinamis diantara semua unsur pelaku pembangunan; baik itu pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.


Menggalang kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, kalangan akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, kalangan komunikator dan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksaan pengelolaan lingkungan hidup dapat diibaratkan dengan membentuk suatu kelompok kerjasama yang besar. Kelompok tersebut ibaratnya merupakan suatu kelompok sosial yang kompleks yang terdiri dari sub-sub sistem yang masing-masing memiliki ruang bidang kerja, orientasi yang khas berupa perspektif, tujuan, nilai, pengalaman, gaya hidup dan motivasi. Namun secara keseluruhan sub-sub sistem dan komponen ini memiliki tujuan, misi dan visi yang sama terutama dalam hal ini adalah pembangunan lingkungan.


Kemitraan diciptakan dan dipertahankan oleh anggotaanggotanya melalui proses komunikasi. Kemitraan ini dibentuk untuk melayani berbagai maksud dan tujuan. Oleh sebab itu kemitraan akan terwujud apabila berbagai orientasi dari semua sub-sub sistem tadi dapat dikoordinasikan, disalurkan, dan difokuskan. Kondisi ini akan mempertajam identifikasi permasalahan yang dihadapi, serta mendukung pilihan terhadap jawaban permasalahan diikuti dengan strategi yang akan ditempuh.


Keberhasilan dalam menggalang kemitraan dapat dilihat dari dua dimensi yaitu produktivitas dan moral/etika. Dari segi produktivitas, kemitraan ini akan berhasil bila tujuan kemitraan tersebut secara umum tercapai. Dari segi moral, kemitraan tersebut berhasil bila tumbuh sikap positif dalam sistem, serta setiap anggota terdorong untuk berpartisipasi penuh dalam mencapai sasaran bersama yaitu kepentingan umum dan pelestarian lingkungan hidup. Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Komponen yang ada di sekitar manusia dan menjadi sumber mutlak kehidupannya merupakan lingkungan hidup


manusia. Lingkungan hidup inilah yang menyediakan berbagai sumberdaya alam yang menjadi daya dukung bagi kehidupan manusia dan komponen lainnya. Kelangsungan hidup manusia tergantung dari keutuhan manusia dan komponen lainnya. Sebaliknya keutuhan lingkungan tergantung bagaimana kearifan manusia dalam mengelolanya. Oleh karena itu, lingkungan hidup tidak semata-mata dipandang sebagai penyedia sumber daya alam serta sebagai daya dukung kehidupan yang harus dieksploitasi, tetapi juga sebagai tempat hidup yang mensyaratkan adanya keseimbangan dan keserasian antara manusia dan lingkungan hidup.


Manusia harus berusaha agar lingkungan hidup yang mengelilinginya tidak rusak dan tercemar sehingga dapat menyulitkan serta menghambat peningkatan mutu hidup, baik bagi dirinya maupun generasi di masa depan. Selain itu kehidupan manusia beserta segenap kiprah aktivitas pembangunan memerlukan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, sementara kemampuan lingkungan alam dalam penyediaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan bersifat terbatas. Untuk itu sebagai individu, kelompok masyarakat, pengusaha maupun pemerintah perlu dan wajib untuk perduli memperhatikan kelestarian daya dukung dan fungsi lingkungan hidup. Jika tidak, kelangkaan sumberdaya alam akan terjadi bahkan mungkin akan dapat menimbulkan sengketa perebutan sumberdaya alam.


Kelompok komunikator merupakan elemen penting dalam kerja sama pengelolaan lingkungan hidup, sehingga perannya perlu diperkuat sebagai mitra dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya komunikator maka kesepahaman informasi antara berbagai pihak dapat terjalin sehingga kesamaan persepsi dapat terbentuk. Oleh karena itu peranan dari komunikator sangat diperlukan dalam keterjalinan ini.


Tidak dapat kita pungkiri bahwa pembangunan telah dapat mewujudkan suatu perubahan, kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik tetapi proses dari aktivitas kegiatan tersebut juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya, yang apabila tidak ditangani sejak dini akan dapat menghancurkan pembangunan itu sendiri. Walaupun dalam segala bentuk perubahan yang terjadi dalam lingkungan hidup akan selalu menciptakan dampak-dampak, baik positif yang berarti sesuai dengan arah dari pembangunan itu sendiri dan negatif, yang dianggap merusak tujuan dari arah pembangunan. Usaha yang harus dilakukan adalah meminimalisasi dampak negatif yang timbul.


Disamping secara natural masyarakat mengalami perubahan (perubahan dari dalam) seperti bertambahnya jumlah penduduk, berubahnya pengetahuan yang ada di masing-masing individu yang dapat menyebar dalam masyarakat secara keseluruhan (seperti adanya inovasi); pembangunan adalah juga suatu proses perubahan yang mempunyai sasaran, atau dalam arti suatu perubahan yang direncanakan. Pembangunan dengan demikian merupakan suatu bentuk perubahan terencana dengan alternatif penanggulangan dampak negative serta peningkatan dampak positif dari berjalannya proses tersebut yang telah dipikirkan dan telah diantisipasi.


Merebaknya isu global yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan merupakan peringatan dini kepada semua pelaku pembangunan untuk mulai perduli dan berpartisipasi aktif meningkatkan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup melalui aktivitasnya masing-masing. Ini berarti permasalahan lingkungan tidak lagi dilihat secara sektoral kedaerahan maupun negara tertentu, akan tetapi terkait dengan wilayah lain, negara-negara lain yang bermuara pada penilaian internasional.


Dewasa ini menunjukkan, pada umumnya masyarakat sebagai salah satu pelaku pembangunan kadangkala tidak mengerti apa yang harus diperbuat untuk menopang program pemerintah, khususnya lingkungan hidup. Berbagai kasus “ketidaktahuan” mereka seringkali menimbulkan dampak bagi lingkungan hidup dimana hal itu disebabkan oleh minimnya informasi yang mereka terima dari dua arus komunikasi yang tidak berjalan. Selain itu juga perbedaan pengetahuan yang ada dalam masyarakat menyebabkan perbedaan persepsi terhadap gejala yang sama, yang berakibat pada tindakan yang diwujudkan terhadap lingkungan sehingga mengalami perbedaan antara masing-masingnya. Bahkan ketidaktahuan kadangkala menjadikan kecerobohan dalam pengelolaan yang berakibat menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Akhirnya kesadaran mereka untuk menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan tidak terwujud. Kelompok komunikator dipandang sebagai salah satu lembaga yang mempunyai potensi dimana fungsinya selain sebagai media komunikasi bagi desiminasi informasi materi


lingkungan hidup juga dianggap sangat efektif dalam upaya penyamaan persepsi dan visi semua pelaku pembangunan untuk perwujudan kemitraan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Karena, kelompok komunikator ini merupakan kelompok yang berdiri dalam dua sisi yang berfungsi sebagai katalisator dan merupakan jembatan antara industri dan masyarakat. Kelompok komunikator di dalam industri berada dalam lingkup Community Development.


Fungsi strategis kelompok komunikator umumnya memiliki pengalaman lapangan dan jaringan kemasyarakatan yang luas, terutama jaringan pada masyarakat atau komuniti setempat yang langsung bergelut dengan permasalahan lingkungan hidup. Kelompok komunikator ini juga dapat bergerak dan bertindak cepat dan lentur tanpa ikatan-ikatan birokrasi formal, sehingga mampu memperoleh simpati dan menggerakkan masyarakat dalam suatu tindakan.


Fungsi strategis tersebut dapat menjadikan kelompok komunikator sebagai pelopor dalam berbagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan berperan sebagai kelompok penekan yang dapat mendesak pemerintah untuk melakukan suatu tindakan. Kelompok ini mampu memberikan alternative yang efektif dan efisien bagi pemerintah dalam menjalankan suatu program atau proyek, terlebih kelompok komunikator mampu menjangkau sasaran yang mungkin sulit dijangkau pemerintah.


ARTIKEL SAMBUNGAN.

-1 KUALITAS MANUSIA

-2 ASPEK SOSIAL DALAM LINGKUNGAN HIDUP

-3 ETIKA

-4 PERAN SERTA KEMITRAAN

1 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan.html

2 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_23.html

3 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_455.html

4 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_2031.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss