Stepanus Agapa
KUALITAS MANUSIA
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terencana terhadap kondisi sosial budaya dan lingkungan. Pembangunan diterapkan guna menjangkau keseimbangan pengetahuan yang ada pada seluruh anggota masyarakat yang hidup dalam satu lingkungan hidup yang sama, sehingga dengan demikian dapat tercipta suatu pengetahuan yang sama atau mirip terhadap masing-masingnya dan juga terhadap lingkungan hidupnya.
Perbedaan kebudayaan dan peradaban yang ada di masyarakat manusia pada dasarnya menyebabkan perbedaan pemahaman terhadap lingkungan. Pada masyarakat yang mempunyai peradaban lebih tinggi, kemungkinan mendominasi terhadap masyarakat lainnya akan terjadi dan juga pendominasian terhadap pengelolaan lingkungan yang dapat berakibat pada termarjinalisasinya kelompok-kelompok manusia lainnya dengan peradaban yang berbeda. pembangunan diarahkan pada segi kemanusiaan itu sendiri sebagai salah satu model pembangunan yang berkelanjutan yaitu keberlanjutan pada kualitas manusia (human sustainability). Pembangunan terhadap pengetahuan pada diri manusia dikenal dengan peningkatan kualitas hidup, yang tidak hanya menyangkut segi-segi fisik dari manusia itu seperti kesehatan (termasuk berat dan tinggi badan), pendidikan, tetapi juga segi moral agama.
Peningkatan kualitas hidup manusia merupakan suatu rangkaian proses pembangunan dalam rangka keseimbangan antar anggota masyarakat itu sendiri dalam memandangan lingkungan hidupnya sebagai wadah dalam kehidupan bermasyarakat secara lebih luas. Dengan peningkatan kualitas manusia yang berwawasan lingkungan, maka pembangunan yang diterapkan pada kelompok masyarakat akan mempunyai atau bernuansa adaptif.
Kualitas manusia dalam artian ini, menyangkut masalah etika yang mendasar yang terdapat pada kebudayaan manusia itu sendiri. Kedudukan etika dalam kebudayaan menjadi modal penting dalam pengembangan wawasan pembangunan berkelanjutan. Bila kita mendengar kata etika berarti termasuk didalamnya suatu tatanan tentang cara-cara berbuat baik, atau sekelompok perbuatan-perbuatan baik yang terselimuti atau diselimuti oleh perasaan-perasaan keagamaan. Etika merupakan pemikiran manusia yang tercakup dalam sebuah perangkat penilaian manusia dalam menghadapi lingkungannya, dan etika di dalam kajian filsafat merupakan cabang dari aksiologi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari hakekat nilai. Etika secara aksiologi adalah bagian atau salah satu sisi dari oposisi binari yang ada dalam pemikiran manusia. Merupakan penjelasan-penjelasan dalam filsafat yang membicarakan masalah predikat “betul” (right) dan “salah”(wrong) dalam arti “susila”(moral) dan “tidak susila” (immoral). Predikat- predikat tersebut tidak mempunyai makna apapun bila tidak terwujud dalam tindakan manusia di alam empiris.
Predikat-predikat tersebut pada bentuk kualitasnya akan mengacu pada satu sisi dari binari yang saling beroposisi, yaitu pada sisi “baik” atau susila. Bila seseorang mengantarkan simbol pada bentuk atribut yang sesuai. dengan pendapat dan aturan umum maka dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut ber”susila” atau “baik” atau “etis”. Sehingga dengan demikian pada sisi binari “baik” atau “susila” adalah etika dan pulah sebaliknya.
Dalam satu sisi etika berarti perangkat aturan tentang cara hidup yang baik dan bersusila sedangkan sisi lainnya mengacu pada satu bentuk tindakan dan satu aturan tentang susila. Sehingga bila berbicara etika maka tergambar suatu tata cara berpenghidupan yang sesuai dengan komuniti, tidak melanggar ketentuan dalam komuniti. Seperti misalnya, etika berbisnis, etika berpolitik dan bahkan etika beragama yang kesemuanya mengandung keseimbangan antara dua oposisi yang binari. Keterkaitan etika dengan keagamaan dan atau keyakinan sangatlah kuat sehingga agama juga menjadi acuan dalam pemilihan etika.
Etika pada dasarnya tergantung pada ruang dan waktu. Pada masa pra industri cara-cara protestan aliran Calvin merupakan aktivitas sekelompok orang yang menentang dominasi gereja Katholik dalam pemerintahan. Kemudian pada masa industri cara-cara ini dianggap sebagai suatu etika (etika Protestan) sehingga memunculkan prinsip kapitalis (Weber). Hal ini bersumber pada etika protestan yang menyatakan bahwa orang yang bisa masuk surga adalah orang yang terpilih, dan untuk menjadi orang yang terpilih maka ia harus bekerja. Dari sini tampak bahwa ketika cara-cara protestan tersebut dibuat pada masa pemerintahan keuskupan maka itu merupakan cara-cara yang deviant yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dan bias mengakibatkan ketidak seimbangan. Akan tetapi ketika cara tersebut berada pada masa industri dimana diharapkan individu melakukan kegiatan bekerja untuk menghasilkan maka cara ini menjadi suatu etika.
Isi dari etika pada dasarnya akan berbeda antara satu komuniti dengan komuniti lainnya, dan ini sangat ditentukan bentuk dan nilainya oleh lingkungan yang berada di sekeliling manusia. Sehingga dengan demikian isi etika akan dipengaruhi oleh adanya persepsi manusia terhadap lingkungannya dan menjadi bagian dalam sistem persepsi yang ada yang merupakan simbol-simbol penyaringan dari pra tindakan untuk menjadi sebuah tindakan.
Sehingga dengan demikian, etika ini akan terwujud pada tindakan yang termanifestasikan di suasana dan pranata tertentu dari komuniti sebagai suatu tindakan yang beretika. Dalam pranata sosial komuniti akan terdapat di dalamnya peran dan status dari masing-masing individunya yang terlibat interaksi di dalamnya dan pengaturan struktur sosial dalam pranata ini mengandung juga sistem etika. Dengan kata lain, tindakan individu terwujud dan mempunyai arti bagi individu lainnya dalam sebuah rangkaian peran sesuai dengan status yang disandangnya pada pranata sosial tertentu.....
ARTIKEL SAMBUNGAN.
-1 KUALITAS MANUSIA
-2 ASPEK SOSIAL DALAM LINGKUNGAN HIDUP
-3 ETIKA
-4 PERAN SERTA KEMITRAAN
1 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan.html
2 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_23.html
3 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_455.html
4 http://www.deiyai.co.cc/2010/10/manusia-sebagai-modal-pembangunan_2031.html
0 komentar:
Posting Komentar