...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

8 M Belum Dirasakan Mahasiswa Deiyai ?

Written By FORUM DEIYAINEWS on Rabu, 24 Agustus 2011 | 20.50

DEIYAI – Pada tahun anggaran 2011 ini, Pemerintahan Kabupaten Deiyai telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp8 Miliar. Dana tersebut diperuntukan bagi mahasiswa asal Deiyai yang sedang belajar di seluruh kota studi. Hanya saja, dana tugas akhir dan pemondokan itu dinilai tak jelas dalam penyalurannya oleh tim utusan pemerintah daerah.
“Dana pendidikan untuk mahasiswa asal Deiyai di Jawa dan Bali sebesar Rp478 Juta. Proses penyalurannya tidak melalui satu koordinasi dengan organisasi, bahkan ada perubahan nama-nama yang layak menerima bantuan studi,” tutur Ketua Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Deiyai (Forkopmade) se-Jawa dan Bali, Elias Bidaugi Pigome, kepada media ini, Senin (22/8) kemarin.


Dikemukakannya, pembagian dana pendidikan tersebut tidak melalui koordinasi yang baik dengan organisasi Forkopmade. “Penentuan besar dana tugas akhir dilakukan sendiri oleh Pejabat Bupati Deiyai dan kroninya tanpa mengambil kesepakatan dengan ketua dan anggota Forkopmade khusus Jawa dan Bali untuk menentukan berapa besar yang layak diterima oleh setiap mahasiswa sesuai jenjang pendidikan, S-3 (Doktor), S-2 (Pascasarjana), S-1(Stara Satu) dan D-3 (Diploma),” ungkap Elias.


Adapun besaran dana Tugas Akhir yang dibagikan oleh Pemkab Deiyai pada bulan lalu di Jawa dan Bali, untuk mahasiswa Deiyai di Jakarta sebesar Rp47 Juta, Bogor sebesar Rp76 Juta, Bandung sebesar Rp58 Juta, Semarang sebesar Rp45 Juta, Yogyakarta sebesar Rp116 Juta, Malang sebesar Rp23 Juta dan Surabaya sebesar Rp47 Juta. Sedangan Rp60 Juta untuk dua orang mahasiswa asal Deiyai yang tengah menempuh pendidikan S-3 dan S-2. Jika dikalkulasikan, total dana yang telah disalurkan baru-baru ini di Jawa dan Bali adalah Rp478 Juta.


“Tetapi, apakah dana Rp8 Miliar benar-benar terbagikan kepada mahasiswa Deiyai se-Indonesia?,” tanya Elias.


Lebih lanjut dikatakan, Forkopmade merupakan organisasi sah bagi mahasiswa Mee khususnya Deiyai, sehingga pemerintah daerah harus menghargai dan perlu kerjasama yang baik dalam hal penentuan berapa besar dana bagi mahasiswa tugas akhir dan semester bawah atau mahasiswa baru.
“Sesuai permintaan, Forkopmade sudah serahkan database mahasiswa asal Mee yang ada di Jawa dan Bali. Namun setelah pihak organisasi mengirim database mahasiswa Mee kepada Pemkab Deiyai dalam hal ini Pejabat Bupati dan Bendahara Kabupaten Deiyai, malah dirombak data base mahasiswa Mee tanpa kompromi dengan ketua maupun anggota Forkopmade,” ungkapnya sembari menyesalkan tindakan merombak database mahasiswa Mee yang dilakukan Pemkab Deiyai secara sepihak.



Minta Realisasikan Pemondokan



Elias juga mengharapkan agar dana untuk pemondokan khusus di Jawa dan Bali dapat direalisasikan segera pada Agustus 2011. Masing-masing kota studi sebesar Rp200 Juta, kecuali Yogyakarta. Khusus Yogyakarta Rp 2,8 M untuk asrama permanen sebagai asset Kabupaten Deiyai sesuai kesepakatan dari Pemkab Deiyai.


Forkopmade melihat kenyataan bahwa mahasiswa asal Deiyai tidak puas dengan besaran dana tugas akhir karena jumlahnya sangat minim, bahkan total dana yang disalurkan tidak mencapai nominal anggaran pendidikan tahun ini. Oleh karenanya, pemondokan harus direalisasikan segera. “Dana pendidikan bagi mahasiswa Deiyai se-Indonesia tahun 2011 dari Pemkab Deiyai sudah anggarkan Rp8 Miliar, baik tugas akhir maupun pemondokan, maka tinggal diserahkan kepada mahasiswa apa yang menjadi hak mahasiswa,” tandasnya.


Sebagai pengurus Forkopmade, akhir bulan kemarin Elias juga langsung “turun kampung” untuk mencari tahu dana sebesar itu di Deiyai. “Namun saya tidak berhasil ketemu dengan pejabat satupun di Kantor Bupati Deiyai. Selama 3 minggu saya di Deiyai, para pejabat tidak ada di tempat,” katanya.


Sulitnya bertemu dengan para pejabat Deiyai, ternyata dialami juga warga setempat. Orang yang punya urusan, selalu tertunda lantaran tidak jelasnya keberadaannya para pejabat Deiyai. “Jangankan orang yang baru datang seperti kami mahasiswa, Kapolsek Tigi, Ones Kotouki yang yang sudah tugas lama di Waghete saja sulit bertemu dengan para pejabat daerah. Ini menunjukan ketidakjelasan arah mau dibawa kemana Kabupaten Deiyai?,” tutur Elias. (you)

http://papuaposnabire.com/index.php/deiyai/1548-8-m-belum-dirasakan-mahasiswa-deiyai


0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss