“Penerimaan formasi selama beberapa tahun belakangan ini yang banyak lulus justru orang luar dari Papua. Sama seperti tahun ini, di setiap kabupaten, masyarakat asli yang diterima hanya kurang lebih 20% saja,” tuturnya, Sabtu (19/3) malam. Menurut Elias, kenyataan ini dapat ditemui di setiap kabupaten pemekaran maupun kabupaten lama. “Contohnya di Kabupaten Deiyai, yang diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) formasi Tahun 2010 ini mayoritas warga pendatang.”
“Sebenarnya Pemerintahan Kabupaten Deiyai hadir untuk siapa? Kalau untuk masyarakat setempat, mengapa yang diterima justru kebanyakan orang luar?,” tanya mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta ini.
Para pejabat birokrat yang adalah asli Deiyai, kata Elias, tak mampu mengakomodir adik-adik mereka yang sudah bertahun-tahun menganggur dan ijazahnya nyaris dimakan rayap. “Ini satu fenomena mengerikan, karena pejabat asli justru tidak memikirkan betapa pentingnya pemberdayaan Masyarakat Asli Deiyai dan Papua umumnya dalam merekrut pegawai,” tandasnya.
“Ada apa dengan pendatang, sehingga pada setiap penerimaan didominasi para pendatang. Apa kelebihan mereka sampai banyak diterima, sedangkan Masyarakat Asli Papua sulit untuk diterima sebagai PNS. Kalau mau jujur, Orang Papua lebih pintar dari pada orang pendatang. Sayangnya, selama ini tidak pernah memprioritaskan Masyarakat Asli Papua,” ungkap Pigome.
Di Deiyai, lanjut dia, baik penerimaan CPNS formasi tahun pertama maupun kedua semenjak dimekarkan dari Kabupasten Paniai, sama sekali tidak memihak Masyarakat Asli Deiyai. “Putra-putri pribumi sebenarnya sudah sudah siap dengan memiliki ijazah Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi di berbagai ilmu disiplin. Tapi semuanya tidak diberdayakan oleh pemerintah. Lantas, mereka ini akan kemanakan jika selalu tidak diperhatikan pada setiap tes CPNS?.” (Markus You)
http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/seputar-tanah-papua/11427--penerimaan-cpns-di-deiyai-disesalkan
1 komentar:
mantap kak, atas sorotannya harus lebih baik lagi soroti lagi ungkapan kesedian masyarakat kita lagi.
Posting Komentar