Minggu, 27 Februari 2011 22:34
DEIYAI – Ketua Umum Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (FORKOPMADE) se-Jawa dan Bali, Elias Bidaugi Pigome mengatakan, pemerintah daerah yang ada saat ini seharusnya meletakan fondasi yang kuat bagi masa depan pembangunan Kabupaten Deiyai. Tetapi sayangnya, satu langkah yang dianggap salah adalah ketika pembahasan maupun penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Deiyai tahun 2011 justru dilaksanakan bukan di Wakeitei, melainkan diluar daerah, tepatnya di Jayapura.
“Kami menilai ini sudah menyalahi aturan, langkah awal yang sangat buruk bagi masa depan Deiyai,” ujarnya kepada Papuapos Nabire, Jumat (25/2) kemarin.
Ditegaskan, mahasiswa asal Deiyai masih mempertanyakan hasil pembahasan RAPBD itu karena rupanya proses yang berlangsung tidak sesuai mekanisme, bahkan sejumlah anggota dewan tidak mengetahui dan ada pula yang tidak diundang secara resmi. “Ironisnya, mereka tetapkan di Jayapura. Memangnya Kabupaten Deiyai itu ibukotanya di Jayapura?,” tanya Elias.
Lanjut dia, hasil pembahasan dan penetapan RAPBD Kabupaten Deiyai tahun 2011 masih belum diketahui publik. “DPRD sudah terbentuk, jadi seharusnya ada rapat paripurna di ibukota kabupaten,” ujarnya.
Tiadanya transparansi anggaran yang jelas, kata Pigome, membingungkan publik bahwa sebenarnya Deiyai ini sedang diarahkan kemana ? Proses yang sudah berlangsungpun tidak menyerap aspirasi rakyat, bahkan tidak melibatkan semua komponen baik Eksekutif maupun Legislatif.
“Kami tegaskan, bahwa nantinya pembahasan APBD dan rapat kerja Kabupaten Deiyai harus diadakan di Wakeitei, jangan di kabupaten orang lain,” tekan Elias.
Penegasan Ketua Umum FORKOPMADE se-Jawa dan Bali ini menanggapi sorotan dari Wakil Ketua Komisi B DPRD Deiyai, Yosep Pekei, SE yang menilai pembahasan dan penetapan RAPBD Kabupaten Deiyai di Jayapura beberapa waktu lalu tidak sesuai aturan dan terkesan sepihak. (you)
http://www.papuaposnabire.com/index.php/kabardaripapuatengah/408-mahasiswa-deiyai-soroti-penetapan-apbd-2011
DEIYAI – Ketua Umum Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (FORKOPMADE) se-Jawa dan Bali, Elias Bidaugi Pigome mengatakan, pemerintah daerah yang ada saat ini seharusnya meletakan fondasi yang kuat bagi masa depan pembangunan Kabupaten Deiyai. Tetapi sayangnya, satu langkah yang dianggap salah adalah ketika pembahasan maupun penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Deiyai tahun 2011 justru dilaksanakan bukan di Wakeitei, melainkan diluar daerah, tepatnya di Jayapura.
“Kami menilai ini sudah menyalahi aturan, langkah awal yang sangat buruk bagi masa depan Deiyai,” ujarnya kepada Papuapos Nabire, Jumat (25/2) kemarin.
Ditegaskan, mahasiswa asal Deiyai masih mempertanyakan hasil pembahasan RAPBD itu karena rupanya proses yang berlangsung tidak sesuai mekanisme, bahkan sejumlah anggota dewan tidak mengetahui dan ada pula yang tidak diundang secara resmi. “Ironisnya, mereka tetapkan di Jayapura. Memangnya Kabupaten Deiyai itu ibukotanya di Jayapura?,” tanya Elias.
Lanjut dia, hasil pembahasan dan penetapan RAPBD Kabupaten Deiyai tahun 2011 masih belum diketahui publik. “DPRD sudah terbentuk, jadi seharusnya ada rapat paripurna di ibukota kabupaten,” ujarnya.
Tiadanya transparansi anggaran yang jelas, kata Pigome, membingungkan publik bahwa sebenarnya Deiyai ini sedang diarahkan kemana ? Proses yang sudah berlangsungpun tidak menyerap aspirasi rakyat, bahkan tidak melibatkan semua komponen baik Eksekutif maupun Legislatif.
“Kami tegaskan, bahwa nantinya pembahasan APBD dan rapat kerja Kabupaten Deiyai harus diadakan di Wakeitei, jangan di kabupaten orang lain,” tekan Elias.
Penegasan Ketua Umum FORKOPMADE se-Jawa dan Bali ini menanggapi sorotan dari Wakil Ketua Komisi B DPRD Deiyai, Yosep Pekei, SE yang menilai pembahasan dan penetapan RAPBD Kabupaten Deiyai di Jayapura beberapa waktu lalu tidak sesuai aturan dan terkesan sepihak. (you)
http://www.papuaposnabire.com/index.php/kabardaripapuatengah/408-mahasiswa-deiyai-soroti-penetapan-apbd-2011
0 komentar:
Posting Komentar