...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

Lawan Naluri B3

Written By FORUM DEIYAINEWS on Selasa, 08 Maret 2011 | 03.46

Lawan Naluri B3 ( BIR, BAR, BOR ), lawan kekuasaan menindas.


Kadang manusia dibumi itu sangat terlihat jelas sekali, masuk kedalam tipe apa. Materialistis, edonisme, realistis, dan lain sebagainya. Saya pernah membaca sebuah buku karangan seorang pastor yang sekarang bertugas di KWI ( konferensi wali gereja indonesia) pusat. Dia sempat menuliskan bahwa, manusia ini dibagi dalam tiga kelas, sesuai teori sosiologi, namun ia lihat secara persektif rerigi.



Dia menuliskan bahwa, pertama, ada kelas bawah. Kelas bawah didominasi oleh, masyarakat yang tak mampu. Mereka harus bersusah payah mencari nafkah demi menyambung hidup. Sampai- sampai, kelas ini mengatakan ,”saya makan apa”?. Artinya bahwa, kelas ini masih harus bersusah payah dalam hal makan.



Kelas kedua, di dominasi oleh masyarakat kelas menengah. Jenis kelas yang sumber penghidupannya sudah jelas. Jadi kelas ini, masih berada dititik aman, walaupun gerakan naluriah manusia yang mengatakan,masih belum puas. Kelas ini lansung mengatakan, saya makan jenis makanan apa. Kelas ini perdebatannya adalah jenis makanan, bukan seperti pada masyarakat kelas bawah. Ini jelas.



Kemudian , kelas yang ketiga, adalah masyarakat kelas atas. Kelas ini sudah jelas menduduki kelas paling atas. Kelas ini sudah jelas, kekayaannya melimpah ruah. Sampai- sampai masyarakat kelas ini dia harus berusaha untuk menjaga kekuasaannya agar kelas bawah tidak mendominasi dengannya. Akhirnya bagaimanapun juga, masyarakat kelas ini, selalu berusaha sekuat tenaga untuk menindas masyarakat kelas menengah dan kelas bawah secara lansung maupun tidak lansung. Jadi kelas ini mengatakan, saya makan siapa. Inilah yang harus diwaspadai.



Pernyatan dari kelas bawah, ini cukup realistis untuk menemukan pekerjaan yang layak untuk menyambung hidup. Kemudian kelas menegah ini, sudah jelas, bahwa menjurus ke jenis makanan apa. Artinya, kekayaan yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik. Misalnya, menyumbangkan kepada orang- orang miskin bila kekayaan masih berlebih. Kemudian kelas atas, sudah jelas, kelas ini masih saja ingin berkuasa diatas. Kelas dibawah hanyalah mendapat gula- gula bila di istilahkan. Itupun punya perjuangan yang cukup. Misalnya, karena menyidiakan factor produksi dari kelas bawahnya.



Melihat teori ini, bagaimana dengan kondisi daerah. Bagaimana dengan teori kelas yang dikemukan oleh kar marx, untuk masa kekinian. Bagaimanakah kaum borjuasi saat ini, kaum proletar saat ini. Secara tidak sadar teori inilah yang mengarahkan. Apalagi dilihat dengan teori kapitalisme dan imperalisme yang secara global, setan pun menjadi mangsanya. Ae, stop.



Ini mungkin tingkatan atas. Lihat saja, pada sebuah ide yang pernah saya baca di egedynews, yang dipimpin oleh abang, Chesco B Dimi. Kata B3 (BIR, BAR, BOR), adalah kata yang saya sempat baca di newsletters ini. Ini sudah jelas, ungkapan yang dituju bagi kaum kelas atas. Yang tujuannya adalah, menindas kaum lemah. Kaum kelas bawah. Sangat ironis ketika, ini ditujukan bagi pemimpin- pemimpin daerah kita, di tanah papua.



Kata B3, yang jelas bir, bar dan bor. Maksud dari bir adalah, manusia penindas yang kerjanya minum- minuman keras. Tanpa memperdulikan apa manfaat bagi dirinya dan apa manfaat bagi orang lain. Bar, maksudnya adalah menghadiri tempat- tempat yang tidak layak secara manusiawi. Bor, adalah maksudnya, main hajar perempuan kiri kanan. Tanpa memperdulikan dampak yang akan terjadi bagi dirinya dari kelurganya dan tentunya bagi tanah papua secara menyeluruh.



Kawanku, inilah sederetan kata yang selalu tergambar pada kita punya daerah tanah papua. Lebih ironisnya lagi dibuat oleh kita punya pemimpin- pemimpin daerah.



“Tak ada kata ampun bagi orang- orang ini. orang- orang inilah yang merusak daerah. Karena, prioritas pembangunan daerah menjadi terabaikan”, kata saya.



***



Ada sebuah kisah, Degeuwo adalah pintu bagi punahnya suku bangsa MEE dan moni/ wolani secara khusus dan bagi seluruh rumpun Melanesia secara sistematis. Kisah Degeuwo misalnya, ada teman saya, namanya Samuel Nawipa sempat bercerita sama saya mengenai keadaan terakhir Degeuwo.



Samuel ini, dia orang asli sekitar pedulangan Degeuwo. Sehingga karena tuntutan ekonomi akhrinya Samuel ini biasa bolak- balik jalan kaki jual jualan barang disana. Katanya, cukup menguntungkan berjualan disana. Demikian juga, yang dialami kakaknya Yus Nawipa. Keduanya sekarang, teman mahasiswa di Bogor.



Dari kisah ceritanya bahwa, Dengan berlansungnya waktu, ternyata Degeuwo menjadi ladang B3( Bir, bar, bor). Selain sebagai tempat pendulangan emas. Mereka dua menceritakan bahwa, kekuasaan bagi kaum lemah tidak Nampak disana. Malah, awalnya tuan tanah menjadi terasing di tanahnya sendiri. Entahlah berbagai alasan, terasing karena, menjual tanah secara sembarangan, dan karena terjerumus kedalam naluri B3 ( bir, bar , bor ). Artinya kekuasaan yang Nampak disana adalah, kaum lemah yang punya hak sepenuhnya menjadi tak berdaya, karena kaum kelas atas dan menengah telah melakukan berbagai cara untuk mempertahankan kelasnya. Sungguh ironis. Lebih ironisnya lagi bila hal ini dibuat oleh kita punya pemimpin daerah.



***



Kawanku, naluri bir, bar, dan bor menjadi membudaya, dan ini menjadi tantangan terbesar kita untuk melawan. Apalagi naluri bir, bar, bor, ini dimiliki oleh pejabat- pejabat kita. Sangat memalukan sekali kalau demikian. Memang sangat memalukan. Dibilang pemimpin, malah memimpin kearah yan salah. Apalagi mengunakan teori kekuasaan. yang kuat tetap kuat dan lemah tetap lemah. Kasihan buat kita, yang punya hak sepenuhnya.



Kawanku, semua sudah jelas, anda dipihak mana, lebih ke edonisme, materialistis, realistis, atau yang mana. Silakan menyimak sendiri, dan lebih baik bila, kedegarannya mengarahkan ke yang terbaik. Jadilah manusia bukan menuju kebinatangan.



Kawanku, mari rapatkan barisan untuk mensolisasikan kepada semua orang, semua masyarakat tanah papua untuk tidak terjerumus ke bir, bar dan bor. Tidak juga memperalat bagi kaum lemah. Kawanku, bilanglah kepada kawan di sekitarmu, bahwa bir, bar, dan bor adalah hal yang dapat menghancurkan manusia papua seluruhnya.



Mari sosialisasilah ! sekarang ini juga !


Oleh: jhon pekei. *


*) penulis pemula adalah Mahasiswa asal tanah Papua yang kuliah di Pasundan Bogor.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss