...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

Serpihan Ingatan Akan Kampung Tepian Danau Tigi

Written By FORUM DEIYAINEWS on Kamis, 14 Oktober 2010 | 22.28


By

Yulius Pekei


Cerita wagete bukanlah hanya milik yosef mote. Saya ingat kembali sejak saya duduk SD YPPK Waghete dan SMP YPPK. Sejak itu pulah banyak masyarakat sekitarnya merampas tanah di lokasi keberadaan gedung sekolah dan pula hingga sampai memaki guru-guruku yang setiya mengajariku. Sejak itu aku hanya mendengar saja, karena saya tidak punya tenaga untuk membela kedua bela pihak baik, penuntut maupun pihak korban.





Saya sangat merasakan kepentingan pendidikan yang mana guruku selalu dikelas menasehati saya dengan bahasa yang serupa dengan orang tuaku, bahwa “pendidikan adalah cahaya hidup, dan pulah melalui pendidikan engkau akan membelah yang baik. Saya pun selalu bertanya-tanya tanpa mengungkapkanya bahwa, mengapa pendidikan sebagai cahaya, kalau kita butu cahaya yaa saya tinggal beli lilin ko harus melalui pendidikan? , “ ayah selalu menasehati saya setiap hari mengenai pentinggnya pendidikan itu, saya pun selalu bertumbuh motivasi dalam diri saya bahwa saya harus belajar dan saya harus cari apaka benar pendidikan sebagai cahaya hidup?


Berdasarakan kemasukan-kemasukan pendidikan dan nasehat dari orangt tua maupun dari sekolah itu, saya mengambil komitmen harus membidani bagian pelayan yakni guru atau pastor. Usia pun semakin melonjak dewasa akhirnya saya pun selesai pendidikan SMP semenjak itu ayaku pesang kepada saya anak kalau engkau mau jadi orang terpandang baik di dunia ini maupun di hadapan tuhan , haruslah engkau jedi pelayang jangan jadi penerima dan hiduplah sesuai dengan apa adanya jangan engkau iri barang orang lain, tetapi diama engkau berada harus engkaulah jadi masyarakat setemnpat itu kini saya menyadari ternyata semauanya membuat saya berfikir jadi dewasa.


Kini saya mengajukan pertanyaan buat teman-teman, adakah saudara-saudari memikirkan pentinggya pendidikan dan agama dan siapakah yang setia menjadi pelayang pada generasi seterusnya?, berpa banyak jumlah guru dan pastor yang ada untuk mengkaderkan generasi penerus kabupatern deiyai ?, saya tidak lupa pulah berapa banyak generasi penerus kabupaten deiyai yang bersedia menjadi wartawan , (woch dog ) antara masyarakat dan pemerintah? , adakah saudara saudari dari deiyai yang sudah menjadi wartawan dan kini setia mengangkat berita-berita yang terpendam di tanah adat DEIYAI ini?


Saudara saudari sekalian saya bukan obtimis atas ketiga jurusan diatas ini namun pandangan saya ketiga jurusan inilah yang sangat penting. Saya merasa mahasiswa generasi penerus kabupaten deiyai yang sedang menempu berbagai bidan ini tanggpa iman dan kepercayaan yang kuta akan mencul pemikirang untuk memakan masyarakatnya sendiri begitu pulah sebaliknya kalau agama dan kepercayaanya tinggi namun pendidikannya minim tak akan pulah merubah situasi kabupaten deiyai yang sudah hadir di hadapan kita tanpa sepengetahuan masyarakat dan mahasiswa ini. Begitu juga jurnalistik kalau kita sudah siap tenaga pendidikan dan agama tapi tidak ada jurnalis yang menjaga roda pemerintah kabupaten deiyai akan pulah memperkosa tanahnya sendiri dan memakan orang tuanya sendiri, meka demikian saya ususlkan bahawa kita harus komitmen bagaiman mempengaruhi adik-adik kita tercinta yang sedang menekuni pendidikan di bangku SD, SMP, SMA Sekabupaten Deiyai ini untuk menempatkan mereka di dunia pendidik, pewarta , dan pengangkat masalah-masalh di kabupaten kita yang di selumuti dengan budaya ini


***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss