MAHASISWA DEIYAI HARUS MEMBENAHI PERSATUAN

MAHASISWA DEIYAI HARUS MEMBENAHI PERSATUAN

Oleh: Jhon Pekei

Mulail ah persatuan dari Deiyai dulu untuk menjaga persaudaraan kita antara Mee dan Moni/ Wolani. Kedekatan emosional kita jangan pernah dipisahkan oleh manusia pemburu kekuasaan.

Prolog

Kawan- kawan, Saya hadir didepan anda untuk tentunya hanya ingin berbicara soal persatuan. Karena dengan kehadiran proses politik yang di goncangkan oleh elit- elit lokal maupun elit- elit pusat untuk mengejar kekuasaan membuat kita untuk kembali mencari arti persatuan yang sebenarnya. Karena kehadiran kabupaten kita, kabupaten deiyai, membuat persaudaran kita antara mee dan moni/ wolani menjadi Tanda-Tanya besar menuju titik kritis. Untuk itu, bagiku persatuan menjadi sangat penting.

Melihat hal ini, secara kedekatan emosional dapat dibenahi dan dipupuk kembali. Terutama, kita yang mahasiswa/I Deiyai yang tentunya tersebar di seluruh tanah air. Baik yang ada di wilayah Aceh sampai Amboina, baik di Numbay, maupun seluruh Papua serta kawan- kawan yang berada di luar negeri. Bukan berarti kita terlepas dari teman- teman Nabire, Paniai , Dogiyai dan Intan Jaya tetapi minimal persatuan mulai dari kita dahulu dan kemudian menjaga kedekatan emosional kita. Persaudaran kita, persaudaraan antara mee dan moni/ wolani. Dengan ini, kita dapat mengkover persatuan dan kesatuan diantara kita. Minimal kita mahasiswanya dahulu. Setelah itu, bisa menjadi batu loncatan lagi untuk generasi kita kedepan. Dan tentunya, tidak ada salah kaprah antara generasi kita dan generasi mendatang.

Hanya ada kata persatuan

Kawan- kawan, disini, disana, di dalam dunia yang sama, membutuhkan persatuan. Manusia yang ada didunia ini membutuhkan persatuan. Entah persatuan bagi bangsa kulit hitam, bagi bangsa kulit putih, bagi bangsa kulit sawo matang maupun persatuan bangsa- bangsa lainnya didunia atau persatuan secara kompleks.

Jangan heran untuk bangsa Indonesia, karena hanya ingin mempersatukan bangsanya untuk melawan penjajahnya, mereka berhasil mendoktrin warga Negara dengan pepatah lama, ”bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Saya hanya berharap saja agar kita juga bisa memaknai pepatah lama bangsa ini. Apa lagi bagi kita mahasiswa/i dari kabupaten Deiyai.

Harapkan Persatuan Deiyai

Kawan- kawan, inilah masalahnya bagi persatuan untuk kabupaten Deiyai. Untuk mahasiswa/I Deiyai dituntun untuk melihat masalah secara jeli. Sebaiknya kita harus pandai belajar dari kabupaten yang telah ada. Artinya, perubahan yang menuju dunia kemaksimalan bersama dan membenahi kembali perubahan akan kebaikan yang tentunya diharapkan oleh seluruh masyarakat Deiyai. Untuk menuju proses penyelesaian hal ini, dituntut kepedulian dari kita bersama bukan hanya oleh seorang atau segelintir orang atau sekelompok tertentu. Kebersamaan dan kepedulian harus dipupuk bersama.

Mengapa disini saya bersikeras bahwa harus ada persatuan dari mahasiswanya dulu? Karena bagi saya, mungkin kawan- kawan juga tahu bahwa kita merupakan agen perubahan bagi diri kita sendiri dan sesama kita terutama daerah kita papua dan lebih khususnya kabupaten Deiyai. Agar, Mungkin secara kasar, kita membendung juga stigma masyarakat yang mengatakan mahasiswa ini intelektual tolol. Intelektual yang hanya tahu membodohi masyarakat. Mungkin inilah benang merah yang kita harus cari solusi bersama dan komitmen bersama yang tentunya mengarahkan perubahan yang diharapkan juga oleh masyarakat.

Untuk menuju itu, tentunya kita sendiri melihat bahwa persatuan mahasiswa Deiyai di seluruh daerah sudah terbenahi belum. Misalnya, mahasiswa seJawa dan Bali sudah bersatu belum, Mahasiswa se Makasar sudah bersatu belum, mahasiswa luar negeri sudah bersatu belum, mahasiswa Deiyai yang di Numbay sudah bersatu belum, mahasiswa Deiyai yang di Manokwari sudah bersatu belum,dan seluruh mahasiswa Deiyai yang tersebar di seluruh tanah papua sudah bersatu belum. Saya kira ini dulu, harus ada persatuan dulu. Pokoknya, ada persatuan yang diharapkan dari Deiyai dulu.

Kawan- kawan, bukan berarti kita harus terlepas dari teman- teman Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Intan jaya secara kedekatan emosional namun tentunya hanya kita perjelas garis kordinasi saja. Yang mungkin saja, masalah- masalah yang bersifal social. Ini yang sangat penting. Dan, bagi saya, kita tetap pada wadah “paniai lama”. Yang jelas, kita mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya, tetap pada wadah yang satu yakni paniai lama. Kita perjelas hanyalah, garis koordianasi secara sosial dan ide- ide bagi daerahnya.

Peranan Mahasiswa Deiyai

Berbicara soal peranan tentu berbicara soal tugas dan fungsi. Berbicara soal tugas dan fungsi bagi orang- orang dan mahasiswa Deiyai yang peduli terhadap pembangunan kabupaten Deiyai. Disini saya hanya mengetengahkan hanya pada mahasiswa khususnya mahasiswa Deiyai yang berada di seJawa dan Bali. Tapi, untuk proses kepedulian terhadap kabupaten Deiyai merupakan kepedulian bersama oleh masyarakat Deiyai. Baik oleh orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kaum akademisi .

Disini saya berbicara kepada kita mahasiswa seJawa dan Bali agar menampakan persatuan dan kesatuan yang jelas. Punya satu visi, punya ide, punya komitmen yang tentunya secara bersama pula. Disaat ini pula, saya mengajak dan membuka naluri komitmen kita bersama untuk peduli atas persatuan dan kesatuan mahasiswa Deiyai untuk seJawa dan Bali. Minimal, punya sekertariat bersama untuk mahasiswa Deiyai yang ada di seJawa dan Bali. Misalnya, seperti yang dibuat oleh kawan- kawan kita dari Dogiyai, yang mereka tempatkan sekertariat bersama di kota Jogjakarta. Begitupun, kawan- kawan mahasiswa Deiyai yang ada di Numbay, Makasar, Manokwari maupun seluruh tanah papua.

Untuk itu, mahasiswa/I Deiyai pun, saya harap punya komitmen yang jelas juga, untuk mewacanakan dan sekaligus membuat sekertariat bersama. Terserah kawan- kawan mau tempatkan sekertariat bersama di Jogja, Bandung, Bogor, Jakarta ataupun tempat lain yang menjadi kesepakatan kita bersama. Agar, dengan punya seketariat maka kita punya satu garis koordinasi yang jelas antar kita dan bagi kepedulian kabupaten Deiyai

Garis koordinasi yang saya maksudkan hanya pada permasalaha dan kerinduan yang bersifat sosial. Baik secara materi, energy, dan informasi. Setelah punya sekertariat bersama, yang menjadi permasalahan dan kerinduan mahasiswa/I Deiyai dapat tercover secara terbaik.

Yang diharapkan dari sekertariat bersama ini hanyalah sebagai penampung kerinduan. Dan, bagi saya berpikiran bahwa secara organisasi paguyuban Deiyai yang ada di seluruh Indonesia tidak perlu lagi di wacanakan. Bogor misalnya, dibogor sendiri merupakan paguyuban IMPANAPANDODE (Ikatan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai). Disini, kami tidak dipisahkan secara ikatan emosional dan secara organisasi paguyuban kota studi tetapi di Bogor sendiri punya penangung jawab masing- masing kabupaten. Artinya, yang menjadi kerinduan masing- masing kabupaten dapat di cover oleh penangung jawab yang ada. Ini penting sesuai masing- masing paguyuban Deiyai yang ada di seluruh Indonesia.

Epilog

Kawan- kawan, inilah ide- ide saya yang saya wacanakan didepan anda. Mari kita duduk bersama untuk bicara mengenai perubahan yang tentunya diharapkan masyarakat Deiyai. Minimal perubahan dimulai dari diri kita sendiri, dari deiyai dulu, kemudian untuk Paniai Lama tercinta dan akhirnya bagi tanah Papua kita.

*) Penulis adalah Mahasiswa Tanah Papua

yang lagi menuntut ilmu di tanah Pasundan Bogor