...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

DOU, GAI, EKOWAI, EWANAI; PADA MASA KINI.

Written By FORUM DEIYAINEWS on Senin, 18 Oktober 2010 | 20.35

DOU, GAI, EKOWAI, EWANAI; PADA MASA KINI.

Pembangunan ke lima kabupaten di daerah Mee (meuwo) pedalaman Papua dapat mulai dan di landaskan pada kata filosofi hidup)*

Dou, Gai, Ekowai, Ewanai adalah satu ungkapan filosofi orang Mee yang merupakan bagian dari pedoman hidup orang Mee. Ungkapan filosofi yang di gariskan oleh leluhur ini merupakan suatu warisan budaya yang mengandung nilai dasar kehidupan orang Mee. Pada perjalanan selanjutnya, setiap orang Mee pasti mengetahui atau menghafal kata tersebut. Pelajar-Mahasiswa yang telah ketahui filosofi pasti ditulis pada halaman pertama catatan agenda. Tidak hanya pelajar-mahasiswa pada masa kini, namun senior/orang tua yang sudah berpendidikan duluan telah melakukan hal yang sama, bahkan selalu menjadi nasehat utama atau hal pertama yang mesti dipikirkan oleh tiap orang Mee.



Ada yang menyebut manusia Mee adalah manusia sejati karena mempunyai falsafah hidup tersebut. Maka menurut hemat saya, orang Mee punya landasan falsafah yang sangat hebat dan lebih hebat lagi bila benar-benar dipraktekkan, karena tidak cukup hanya sebatas nasehat,ungkapan kata ataupun tulisan.


Bila kita melihat manusia Mee masa kini maka mulai nampak beda dengan manusia Mee sebelumnya. Para pemula (leluhur) telah menghayati, mengamalkan dan nyatakan secara genap apa yang disebut dengan Dou-Gai-Ekowai-Ewanai. Namun manusia Mee masa kini kelihatannya hanya sebatas Dou-Gai dan Ewanai, sedangkan Ekowai ??. Ekowai menjadi tanda tanya mengingat kondisi manusia Mee masa kini.


Berikut beberapa gambaran perbedaan antara manusia Mee sebelumnya dan Mee pada masa kini.



Dengan demikian, entah sadar atau tidak hal ini yang sedang terjadi pada Manusia Mee masa kini, dimana kemerosotannya sangat jauh dalam kehidupan. Sarana budaya, pemerintah, hukum ataupun agama hanya sebagai pelengkap kehidupan dunia dan akhirat. Namun yang menjadi tanda tanya adalah hakekat kehidupan seperti apa yang dicari oleh manusia pada masa kini teristimewa orang Mee ?. Maka tamatlah apa yang disebut dengan Dou, Gai, Ekowai, Ewanai. Dan dengan dasar apa hal ini disebut-sebut ataupun mengakui diri manusia sejati ?


Kita bisa lihat akibat dari semua ini, salah satu contohnya adalah krisis kepercayaan terhadap pemerintahan yang dipimpin orang Mee, baik di tingkat kabupaten maupun propinsi. Kepercayaan terhadap kepemimpinan orang Mee juga jauh merosot terutama krisis kepercayaan yang datang dari suku-suku lain di Papua. Maka menurut hemat saya sampai kapankah orang Mee bisa jadi Gubernur, Ketua DPR propinsi, Salah satu kepala dinas di tangkat Propinsi, ketua MRP bahkan Presiden ataupun Menteri setelah merdekah.


Yang sudah Sarjanapun maunya di tingkat kabupaten, saling berebut kursi DPR, kursi Bupati, Kadin, Kabag dan seterusnya ataupun raja-raja (bangsawan) kecil sejenisnya, atau bisa disebut juga dengan pejabat-pejabat tak bermanfaat. Apakah betul-betul pejabat atau tidak, tergantung bukti pembangunan di lapangan. Sarana-sarana pembangunan seperti gedung, kantor, balai ataupun jalan yang ada di daerah tak bisa sebut sebagai pembangunan, karena pembangunan yang sebenarnya adalah hasil pembangunan itu sendiri yaitu kesejahteraan manusia. Diukur maju tidaknya suatu pembangunan tergantung kesejakteraan manusia. Yang menjadi tanda tanya adalah sejauh mana tingkat kesejahteraan itu di capai ? Semoga !


By

Ferry Takimai (Anggota FKPMDI).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss