...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

SIAPA PENANGGUNG JAWAB ASRAMA PERMANEN DI JOGYAKARTA

Written By FORUM DEIYAINEWS on Sabtu, 08 Oktober 2011 | 09.53

“Dana pemondokan & asrama permanen deiyai jogyakarta, diindikasikan Bambang & Indrayani menjadi buntut/bunga?

Jejak Dana, Hendak Nyasar Kemana?

Penggunaan dana Pendidikan, Rp 8 Miliar sangat jelas terucap dan tercatat, namun Pak Bambang mantan Kapala Badan Keuangan Kab Deiyai Papua (kini Nabire) dan stafnya Ibu Indrayani pada masa kepemimpinan Sekda merangkap Pejabat Bupati Sementara Drs. Blasius Badii, dibuat makin tidak jelas karena tidak terbuka/transparan atas dana pemondokan terutama pembelian asrama permanen!


Menyangkut penggunakan dana pendidikan sebesar Rp 8 Miliar, amat jelas karena sudah diketahui publik sekalipun keputusan internal pemda Deiyai. Oleh semua jajaran pemerintahan Deiyai pun sudah sosialisasikan karena sampaikan terbuka ke mahasiswa setiap kota yang mereka datanginya saat juli 2011 lalu. Hal senada pula, sangat jelas dan tegas sudah disambung-lidakan melalui staf pemda Deiyai ke berbagai kota di tanah Papua dan terutama se-daratan pulau Jawa.

Betapa pentingnya pendistribusian dana pendidikan yang pemerintah daerah Deiyai pun mematok dana sangat jelas sekalipun kriterianya tidak diatur teratur, seperti berikut :

(1) Dana pendidikan tugas akhir dari jenjang Diploma, S1, S2, S3;

(2) Dana pemondokan sementara atau kontrakan tahunan; dan

(3) Pembelian rumah asrama permanen bagi mahasiswa di Kota Studi Manokwari dan Kota Studi JOGYAKARTA.

Hal senada pun, dari, oleh Bpk Michael Pekei, S.Ip, pernah sampaikan dihadapan mahasiswa di beberapa kota sebagai bagian dari sosialisasikan sebagai kapasitas koordinator pemberian bantuan mahasiswa tugas akhir di sedaratan pulau Jawa saat ini. Hal yang sama lakukan ini, merupakan bagian dari tanggung-jawab mewakili pemerintahan Deiyai pada saat itu. Oleh sebab itu, Pemerintahan dibawa pimpinan Bupati Kareteker Deiyai, Bapak Hengki kayame, SH segera memperjelas posisi dana pemondokan sambil mempertanyakan Bapak Drs Blasius Badii atas dana pembelian asrama permanen di Kota studi JOGYAKARTA.


Sosialisasi Tim Pemberian Dana, Sangat Jelas Tetapi Dana Tersendat Dimana?

Berdasarkan penyampaian dan sosialisasi Koordinator Tim pemberian dana pendidikan di Jawa dan Bali sangat jelas dan sangat mudah di mengerti pembagian dana tugas akhir. Penjelasan pemondokan dan pembelian asrama permanen pun sangat jelas dan sangat mudah dimegerti dan mudah cerna. Keputusan pendistribusian dana pendidikan sebesar, Rp 8 Miliar pun sudah terjadi di Pemda Deiyai dan tinggal realisasi namun makin tidak jelas berati sementara ini kandas dimana? Dalam rekening siapa? Kas daerah atau kas pribadi?

Pada akhirnya, terjadi penundaan pencairan dan sangat sulit terbuka hingga rumit mengerti dana pemondokan dan pembelian asrama permanen itu ada dimana. Berarti, mahasiswa/i datang mengadu ke siapa dan salahkan siapa karena yang mengetahuinya, adalah : Pertama : Sekda sebagai Pejabat Bupati Sementara saat itu dan Kedua : Kabag Keuangan Bambang dan stafnya ibu Inrayani pada saat itu, Ketiga : untuk menemukan kepastian dan keberadaan dana itu, hendak kemana dana pembelian asrama permanen dan pemondokan jika kejelasannya tersisakan indikasi mencari keuntuggan antara Kabag Keuangan Bambang, Asistennya Indrayani serat sekda merangkap Bupati transisi saat itu.

Tim Komitmen Atas Keputusan, Atasan Makin Tidak Jelas!

Pada kesempatan yang bersamaan, Tim Pemda Deiyai pernah sampaikan dengan penuh percaya diri bahwa “Pendistribusian dana pendidikan sudah dilakukan, pemondokan dan asrama permanen di JOGYAKARTA dijanjikan segera lakukan dalam waktu dekat namun pemahaman tidak sejalan antara koordinator tim dan atasan di daerah akhirnya dibuat makin tidak jelas”, akhirnya siapa yang akan bertanggung-jawab, seraya entah kapan terealisasinya?

Kami mahasiswa/i menyimpulkan bahwa adanya indikasi penyimpangan untuk memperkaya menjadi indikasi kami sebagai mahasiswa asal Deiyai. Kekuatan lainnya, setelah kami menjajaki ke berbagai pihak, bahwa pendelegasian tugas dari Kabag Keuangan bambang kepada Ibu Indrayani demi mengamankan dana pendidikan pun terjadi karena sampai sekarang makin tidak jelas hendak kemana dana pendidikan tersebut. Pada akhirnya, dana pemondokan dan terutama dana pembelian asrama permanen mahasiswa Deiyai di kota Study JOGYAKARTA makin tidak jelas pula, sekalipun indikasi kuat yang kelabui Kabag Keuangan dan staf kabag diatas itu.

Hal tersebut diatas, sangat jelas dengan hasil keputusan bersama Pemerintah Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. Sikapnya, pendidikan akan alokasikan anggaran pendidikan secara jelas, Rp 8 Miliar namun pendistribusian dananya makin tidak jelas alias kabur tanpa kejelasan dengan sasaran penerima. Baik bantuan tugas akhir, kontrakan rumah mahasiswa di setiap kota studi dan pembelian dua asrama permanen mahasiswa Deiyai di Papua terdapat kota studi Manokwari dan diluar Papua, yakni Kota Studi JOGYAKARTA. Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai sudah terbentuk namun tidak disertakan ketika menentukan keputusan pendidikan pada saat itu tentang dana pendidikan pun tidak pernah diinformasikan secara transparansi dan akuntabilitasnya.

Pemda Deiyai Sepakat Alokasi Dana 8 Miliar Pendidikan, Namun Tidak Teratur?

Kesepakatan yang telah putuskan berarti menetapkan pengalokasian dana pendidikan tahun anggaran 2011 ini. Pemerintahan Kabupaten Deiyai telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 8 Miliar. Dana pendidikan ini, diperuntukan bagi pelajar dan mahasiswa asal Kabupaten Deiyai yang sedang belajar di seluruh kota studi di Indonesia.

Kesepakatan distribusi dana adalah pendidikan tugas akhir, dana pemondokan mahasiswa setiap kota dan dana pembelian asrama permanen di kota study Manokwari dan JOGYAKARTA namun untuk kota studi Djogjaarta itu dinilai tak jelas. Artinya, tidak sesuai dengan keputusan Pemda Deiyai pada masa kepemimpinan pejabat sementara, yakni Drs Blasius Badii dan Kepala Keuangan Kabupaten Deiyai, bernama Bambang namun dalam penyaluran dananya dibuat makin tidak jelas untuk pembiayaan asrama permanen di Djogjakata sehingga ketertutuan informasi hingga alihkan bahasa kesana-sini terlihat jelas akhirnya diindikasikan mencari keuntungan bunga.


Janji Saat Pembagian TA, Pemondokan dan Asrama Permanan Segera Direalisasikan!

Tim pembagi dana pendidikan khusus tugas akhir (sedang skripsi) di Se- Jawa dan Bali sudah dibagikan pada bulan Juli lalu. Oleh tim utusan pemerintah daerah Deiyai menjanjikan pemondokan sementara dan pengadaan asrama permanen untuk mahasiswa Deiyai di Jogyakarta akan segera realisasikan. Sosialisasi ini sudah sampaikan dari kota studi ke kota studi yang mereka pernah kunjunginya. Mulai star dari Kota study Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Jogyakarta, Solo, Malang dan Surabaya. Sedangkan kota studi Bali tidak dikunjugi oleh tim utusan pemerintah daerah, entah karena alasan apa kami tidak mengetahuinya.

Dalam catatan tersendiri, pada saat pembagian dana pendidikan tersebut tidak koordinasi baik sehingga banyak mahasiswa kesal karena tidak sesuai dengan dana sebesar yang dianggarkan oleh pemerintah daerah tersebut. Dalam hal penentuan dan penetapan berapa besar dana yang dibagikan dan mendapatkan setiap mahasiswa/i disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang tekuni baik teknik, sosial, kedokteran dan jenjang magister dan doktoral.

Hanya saja, pengurus organisasi pelajar mahasiswa Deiyai merasa memiliki dalam menentukan langka kedepannya. Organisasi kemahasiswaan juga pelajar berperan dalam pendataan nama dan menyampaikan disesuaikan menurut apa yang ditetapkan pemerintah sebagai langka pertama dan memberikan masukan agar tahun-tahun mendatang bisa membenahi dengan penambahan dana pendidikan. Kebijakan kemarin, ditentukan sendiri oleh pemerintah daerah tanpa mengambil kesepakatan bersama dan tanpa melibatkan ketua dan anggota FORKOPMADE se- Jawa dan Bali, Juli lalu.


FORKOPMADE : Satu Organisasi Demi Banyak Jiwa Re-Generasi!

Organisasi Forkopmade merupakan organisasi independen yang sah bagi mahasiswa Mee khususnya Deiyai. Forkopmade terbentuk karena terbentuknya Pemerintahan Kabupaten Deiyai. Tanpa adanya Kabupaten Deiyai belum tentu terbentuk organisasi dengan menggunakan nama kebesaran yang pelajar dan mahasiswa saat ini gunakan. Forkopmade membentuk satu jiwa independen yang bermitra dengan siapa saja namun tidak terlepas dari keberadaan pemerintahan Kabupaten Deiyai kedepan. Maka itu, kedepannya pemerintah daerah harus menghargai organisasi yang ada dalam koordinasi dan komunikasi forkopmade dengan pemerintah dearah Kabupaten Deiyai untuk masa yang akan datang.


Hal yang dinilai sangat penting untuk diketahui oleh pemerintah daerah adalah semua database mahasiswa/i Mee yang dihimpun oleh pengurus Forkopmade adalah sah. Tangungjawab dengan amanat juga mandat khusus menjadi penting untuk terus membangun komunikasi dengan pemerintah daerah Deiyai dan Forkopmade agar dalam pembagian dana pendidikan mendatang tidak ada istilah perombakan database mahasiswa Mee yang akan diserahkan oleh pengurus organisasi menurut kota studi masing-masing. Mahasiswa Mee asal Deiyai, Dogiyai, Paniai dan Nabire yang biasa disebut sebagai Meeuwodide, tentunya akan membangun Meeuwodide oleh mahasiswa Mee dengan istilah regenerasi kedepan maka mahasiswa Mee yang sedang tekuni dimensi bidang di di Jawa dan Bali. Mahasiswa Mee adalah satu kesatuan mewujudkan identitas Mee di wilayah Meeuwodide pada masa mendatang, jika kita masih ingat “mari menanam hari ini dan akan menuai pada hari esok/mendatang” bersama generasi siap kerja dalam dunia kerja.

Serentak Realisasikan Pemondokan dan asrama permanen

Forum Komunikas Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (forkopmade) diharapkan agar dana untuk pemondokan dan asrama permanen khusus di Jawa dan Bali dapat direalisasikan bersamaan pada Oktober 2011. Untuk masing-masing kota studi sudah disepakati bersama semua ketua dan anggota Forkopmade dengan tim utusan pemerintah daerah pada saat pembagian setiap kota studi. Sedangkan untuk asrama permanen di Jogyakarta dianggarkan sebesar Rp 2.8 Miliar, sebagai asset Pemerintah Daerah Kabupaten Deiyai.


Forkopmade melihat kenyataan bahwa mahasiswa Mee asal Deiyai tidak puas dengan besaran dana tugas akhir karena jumlahnya sangat minim, bahkan total dana yang disalurkan tidak mencapai nominal anggaran pendidikan tahun ini. Oleh karenanya, pemondokan dan asrama permanen harus direalisasikan segera. “Dana pendidikan bagi mahasiswa Deiyai se-Indonesia tahun 2011 dari Pemkab Deiyai sudah anggarkan Rp 8 Miliar, baik tugas akhir, pemondokan sementara dan asrama permanen, maka tinggal diserahkan kepada mahasiswa apa yang menjadi hak mahasiswa/i dan bukan zamannya lagi untuk saling menipu/mencari untung sepihak.

Jadi, anggaran yang dianggarkan oleh Pemda Deiyai sudah jelas 8 Miliar, namun kami sebagai mahasiswa asal Deiyai nilai bahwa dana tersebut terjadi permainan tertutub yang dilakukan di pemda Deiyai sebab selama ini belum ada kordinasi dan komunikasi yang jelas dengan organisasi yang ada mengenai asrama permanen dan pemondokan.

Maka itu, harapan Forum Komunikasi Pelajar dan mahasiswa Deiyai, bahwa Bapak Hengki Kayame, S.H, M.Hum sebagai Karateker Bupati Deiyai mohon cross check sekaligus mempertanyakan angaran dana tersebut sesuai dengan komitmen pemerintah daerah pada saat itu.

  • µ Jikalau saat ini belum jelas atas indikasi mengelabuinya anggaran dana peruntukan pemondokan sementara dan asrama permanen mahasiswa Deiyai, oleh, dari oknum pencari keuntungan harus segera tarik dari bank rekening penerima setelah disesuaikan tanggal pengiriman bank transfer kepada penerima dana serta penggembalian bunga dari dana tersebut segera dikembalikan ke kas organisasi mahasiswa/i sesuai peruntukan dana sejak awal keputusan penda deiyai;

  • Jikalau terbukti bahwa oknum sedang timbun mencari bunga maka itu permainan tidak terpuji maka harus memproses melalui proses hukum sesuai mekanisme hukum dengan keterbukaan/transparan atau tanggungjawab/akuntabel;

  • Jikalau Pejabat Bupati Deiyai saat ini harus pertanyakan segera atas indikasi penyimpangan dana asrama hingga terulurnya waktu pembayaran yang sudah di janjikan, berarti dibaut makin tidak jelas maka harus klarifikasi demi kejelasan segera.

Itulah sebabnya mahasiswa Deiyai selalu komentar melalui media lokal dan nasional dengan maksud untuk transparansi dana yang disahkan oleh pemda Deiyai dalam rapat internal tersebut. Karena kami sebagai mahasiswa Deiyai di Jawa dan Bali meragukan kinerja Bambang dan Indrayani sebagai kabag keuangan kabupaten Deiyai.

Elias Bidaugi Pigome sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (FORKOPMADE) se- Jawa dan Bali

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss