...Selamat Datang Kunjungi Media Website Deiyai News Papua ...
"Jujur Diatas Tanah Deiyai Papua" deiyai

SUMBER KEHIDUPAN MASYARAKAT DAERAH DEIYAI

Written By FORUM DEIYAINEWS on Kamis, 16 Desember 2010 | 17.08

Oleh : Arnold Pakage


Merealisasikan Sumber Daya Kehidupam Masyarakat Deiyai Dari Sumber Yang Ada)*


Saya bukan Mahasiswa yang akan menyandang gelar sarjana pemerintahan dan juga tidak berpengalaman di Deiyai, tapi saya ingin mencoba mendefinisikan persoalan tata Pemerintahan di Kabupaten Deiyai. Deiyai yang dulu akrab disebut Tigi mempunyai sumber daya Manusia yang banyak jika dibandingkan beberapa kabupaten yang dihuni suku Mee. Bentang geografisnya pun mendukung untuk budidaya perkebunan dan peternakan.

Struktur tanah yang lapang mendukung tatah kota kabupaten Deiyai. Untuk membuktikan itu para pemimpin pemula adalah penerobos agar tercipanya visi dan misi dari pemekaran kabupaten Deiyai yang berkearifan lokal. Sejak tahun 1990, kami sekelurga keluar dari Waghete yang kini menjadi pusat kota Kabupaten dan tak berkunjung selama 16 tahun lamanya saya tak berkunjung ke kampung halaman Wahgete (Bomou), pada tahun 2006 saya berkunjung selama lima hari, berdasarkan penglihatan saya maka saya membuat tulisan ini.



Masyarakat Kabupaten Deiyai adalah masyarakat yang masih berketargantungan dengan alam dalam arti mencari makan sehari-hari, musti ke kebun,dan kedanau bedah dengan Masyarakat Kota lainnya yang sudah tesedia makanan instan atau makanan langsung jadi ,untuk itu Kabupaten Deiyai harus mempunyai kantor pertanian dan balai riset hasil kebun yang dikendalikan oleh orang-orang trampil dan ahli dalam pertanian. Komoditi utama hasil kebun Masyarakat adalah Ubi(nota) komoditi utama ini adalah makanan yang bisa diperbaharui beberapa kali proses bedah halnya dengan Padi yang diolah menjadi beras,beras diolah menjadi nasi,Ubi bisa diolah jadi tepung yang banyak manfaatnya, untuk pengolahan bahan makan dikelolah nantinya oleh balai rikeset. Dan kantor pertanian itu harus mempunyai fungsi yang erat, memelihara dan memberi pemahaman kepada Masyarakat dalam berupa pelatihan dan bimbingan. Terong belanda(emo bua) jarang seali ditemuhkan meski faktor kesuburan tanah dan iklim mendukung untuk bertani terong belanda beberapa penjual yang saya temukan dipasar tidak mempupuki terong belanda yang ada di kebun dan pekarangan rumah mereka semua hanya tanam dan panen namun hasilnya bagus apalagi ditangani serius, dijakarta jus terong belanda tidak sembarang bisa kita temukan di rumah-rumah makan kecuali sepengetahuan saya di kelapa gading rumah makan khas Papua dan Manado harga segelasnya lumayan dua kali dipikirkan oleh Mahasiswa sebab harganya lima belas ribu rupiah dan jika dibuat sirup paling harganya diatas harga sirup koko pandan.



Pemerintah bisa saja membuka perkebunan Terong belanda menutupi tempat dimana rencana pembuatan Bandar udara Internasional,sebab jika Bandar udara internasional itu jadi bisa saja mengancam Masyarakat deiyai namun jika perkebuanan terong belanda dibuka maka secara langsung dan tidak lansung Pemerintah membuka lapangan kerja bagi Masyarakat keseluruhan sebab pekerjaan ini tidak membutuhkan Ijaza namun ketrampilan yang bisa didapatkan dengan pelatihan dan kemauan yang sudah ada .Sumber air besih juga menjadi masalah terjadinya gizi buruk maka Deiyai membutuhkan kantor PDAM,agar proses mandi,cuci dan mengkonsumsi air bersih bisa diperoleh dengan mudah oleh warga .


Fasilitas juga sangat baik untuk diperhatikan pemerintah namun yang saya maksutkan bukan bagunannya yang harus megah yang dibutuhkan adalah fasilitas penunjang kegiyatan kantor atau sekolah ,jangan sampai gedungnya besar namun dipakai hanya untuk apel pagi.


Selanjutnya Mata pencarian masyarakat deiyai tidak terlepas dari mencai ikan di danau, maka yang timbul pertanyaan dari saya apakah di Danau tigi perlu dibuat tambak-tambak ikan untuk penyaringan, pemeliharan bibit ikan dan perkawinan setelah itu dilepaskan…??

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Selamat Jalan deissss